Antara mencintai dan dicintai.
Pilihan sulit, tapi suatu saat kamu pasti menghadapinya.
Nggak perlu panik, ada banyak tanda yang bisa kamu baca dan alternatif
apa yang sebaiknya kita lakukan. Karena cinta memang bukan "barang"
yang bisa kamu hitung dengan mesin kalkulator, lalu menghasilkan
jawaban: untung atau rugi.
Ingat kan, tembang Mencintaimu yang dilantunkan Krisdayanti. Yess! Lagu
itu membuat hati kita berdarah-darah. Sungguh, kebahagiaan dan
kebanggaan tersendiri, bila kita bisa mencintai seseorang tanpa pamrih.
Rasa itu ada, tanpa perlu kamu rekayasa. Nggak perlu dikaitkan dengan
materi, fisik yang sempurna atau imbalan yang nanti akan kita dapatkan.
Karena perasaan ini, alamiah banget, bisa dialami oleh siapa saja.
Masalahnya, bila kamu mencintai seseorang, pasti ada banyak
konsekuensinya dong. Perhatiin deh, soal:
a. Ikhlas
Yang jelas, mencintai seseorang butuh keikhlasan. Apa bener, kamu
ikhlas, bila ternyata dia rasa sayangnya tidak sebesar rasa sayangmu
pada dia? Apa kamu rela, menolong dia ketika menghadapi masalah apa
pun, tanpa ada bayangan kamu akan memperoleh balasan yang sama?
b. Obyektifitas
Cinta nggak boleh membuat kamu terlena, justru tetap siaga. Kamu bisa
memilah-milah hal yang positif dan negatif. Jika kamu mencintainya,
pasti kamu pun nggak ingin dia melakukan hal negatif yang merugikan
dirinya sendiri kan? Misalkan doi mengajak kamu mabuk-mabukan, karena
mencintainya, kamu pun mengiyakan saja. Wah, jangan dong. Justru karena
kamu tulus mencintainya, kamu harus ingatkan dia. Meski dia
marah-marah, toh itu demi kebaikannya. Ya nggak?
c. Tanggung jawab
Boleh kok, kamu mencintai seseorang dalam banget. Tapi tetap
bertanggungjawab lho. Jangan langsung pasrah, mau apa saja oke. Nggak
ada deh, kamus itu. Kalau pun dia juga mencintai kamu, pasti dia
mengharapkan kamu pun dalam keadaan terbaik.
d. Posesif
Ada perasaan khawatir berlebihan, memang. Apalagi kalau si dia banyak
yang menyukai, doyan gaul dan aktif di berbagai kegiatan. Nggak perlu
berlebihan, kamu mengawasinya. Bahkan kemudian mengecek selalu posisi
dia, apa saja yang dilakukan seharian tadi, sampai detil. Lama-lama doi
gerah lho. Kamu kan bukan satpamnya.
e. Perbedaan
Sadari adanya perbedaan di antara doi dan dirimu. Pasangan yang sudah
bertahun-tahun berumahtangga saja, pasti ada nggak cocoknya. Apalagi
kamu yang baru mengenal doi. Jangan cepat-cepat menvonis, kalau kamu
cinta matinya dan dia terlalu sempurna di matamu. Hati-hati deh. Kamu
terima satu-satu, apa saja yang membuat jarak di antara kalian itu ada.
Bila kenyataannya nggak mungkin dilewati, kamu tetap mau menjadi
"korban" nggak?
f. Kritis
Orang bilang, kalau sudah cinta, beras mentah pun dianggap berlian.
Kita wajib kritis lho, meski berhadapan dengan orang tercinta. Bila ada
perlakuan tidak seimbang, berlebihan dan kelewatan, harus dikomentari
tuh. Misalkan, doi mulai main tangan atau menvonis kamu A, B, C dan
sama sekali nggak seperti yang kamu bayangkan. Tegas deh, lurusin dulu
hal ini, sebelum kamu kena kanker paru-paru!
g. Sabar
Sabar, kunci akhir bila kamu mencintai seseorang. Jangan membayangkan
keajaiban, sekejab dia akan mencintaimu juga. Waktu akan berbicara.
Perlahan-lahan, bila dia membuka mata hatinya, pasti ada kesempatan
untuk dia menerima cintamu. Bila kesabaran kamu habis, ya...siap-siap
membuka lembar yang baru. Toh, dunia nggak sedaun kelor kok...Don't
give up! Paling tidak, kamu patut bersyukur, bisa mencintai orang
dengan tulus dan apa adanya.