Waktu Saat Ini

tok...tok...tok.....

selamat datang,,,,

Minggu, 20 Januari 2013

Arti Menangis. . .


"Menangislah, jika itu melegakan perasaan, walau tangisan tak mengubah suratan".

Menangis bukan sekedar pelampiasan perasaan. Menangis merupakan reaksi atas tersentuhnya hati oleh suatu peristiwa. Arti air mata yang tercurah saat menangis merupakan ungkapan perasaan atas kebahagiaan, kekecewaan juga kesedihan. Tangis adalah anugerah bagi hidup dan hati agar senantiasa menyadari fitrah kemanusiaan yang begitu indah, tetapi lemah dan tak berdaya atas kuasa Yang Maha Perkasa. Menjadi refleksi ketiadaan juga keterbatasan, tiada yang sempurna di dunia dan tak ada keabadiaan atas fana, semua yang bernyawa akan binasa. Lalu, mengapa kita menangis?

siang itu... tepatnya hari sabtu pukul 10.50 WIB suara telp berdering, kring....kring... kemudian sang gadis yang sering disebut dengan nona mengangkat telp yang berdering,,,, ya assalamuaaikum....
'dengan suara terengah-engah terdengar suara ssosok laki-laki yang tidak lain adalah teman dekat si nona.
dengan panggilan yang biasa diucapkan.. naa.. bs bntu ai? ya,,ada apa? "jawab nona.."
intinya teman dekat nona membbutuhkan bantuan nona... berharap si nona segera datang membantu ku "batin teman dekat nona"...
hhhh.....fiiuhh....panas terik matahari berunah menjadi awan mendung...
firasat apakah ini?? kenapa tiba2 menjadi gelap dan berangin... sepertinya akan turun hujan lebat...
akhirnya sebut saja "TM" mencari bantuan sendiri ... dengan rasa kecewa sedih n kesal  TM jalan kaki menyusuri jalan hingga air hujan membasahi tubuhnya... mengharapkan nona datang membantunya,,, si nona selang waktu datang dengan tergesa-gesa ingn mnemui TM,,, tapi trnyta TM tak ada di tempat,,,
dy telah pergi meninggalkan nona hanya karena nona terlambat datang membantunya,,,,
betapa sedihnya dan kecewanya hati nona,,,,
menangiss......... mungkin memang melegakan perasaan tapi tidak akan pernah mengembalikan keadaan,,,,^-^

Kamis, 06 November 2008

Mensyukuri Hidup

Mensyukuri Hidup..!
ini penting banget !!

Gambaran ini tercermin pada kisah seorang laki-laki paruh baya yang
bermimpi mendapat warisan senilai 1 juta dollar AS.

Suatu pagi, karena merasa terlambat bangun, ia segera pergi ke kamar mandi.
Ternyata air PAM tidak mengucur. Ketika akan memasak air untuk membuat
sarapan dan kopi, kompornya tidak bisa dipakai lantaran kehabisan gas.

Saat akan mengambil koran pagi di teras rumah, kosong. Koran tidak
diantar. Setelah berpakaian rapi, ia mencegat taksi di depan rumah untuk berangkat ke kantor. Tidak ada satu pun taksi yang muncul. "Aneh!" pikirnya.

Mengapa kota menjadi senyap? Pria tersebut bertanya kepada seseorang yang
tampak berjalan tergesa-gesa dari ujung jalan. "Apa yang terjadi?"
Dengan nafas terengah yang ditanya berteriak, "Anda belum mendengar?

Hari ini semua warga kota mendapat warisan masing-masing 1 juta dollar
AS. Jadi, tak ada lagi orang yang mau bekerja."
"Hah!" si penanya terlonjak kaget. Seketika, ia terbangun dari tidurnya.
Diam sejenak, oh ternyata semua ini hanya mimpi.
Ia pun segera ke kamar mandi. Syukurlah, air PAM mengucur deras.
Segar! Setelah itu, ia memanggang roti dan membuat kopi untuk sarapan.
Enak! Apalagi sambil baca koran baru.

Tak berapa lama ia keluar rumah, taksi langganannya sudah siap menunggu.
Sesampai di kantor, ia menjadi lebih bersemangat dalam bekerja.
Apa yang bisa membuat rutinitas hidup ini menyenangkan?

Jawabannya,
ketika kita " B I S A " bersyukur atas semua yang kita miliki !

Arti Seorang Sahabat

Kenapa disaat terjatuh kita ingin seseorang memeluk kita atau sekedar menemani kita?
Mengapa juga ketika disakiti kita inginkan seseorang untuk tempat kita mengadu?

Mungkin kita akan menjadi sakit kembali ketika melihat atau mendengar seseorang yang
kebetulan mirip dan dekat dengan orang yang pernah melukai kita.
Adakalanya dengan ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan pernah
percaya dan mencintai siapapun lagi Kitapun merasakan senang jika ada seseorang yang
selalu disisi kita saat sedih maupun saat senang.

Seseorang yang selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman kita Yang
mengerti, yang memahami dan menerima kita apa adanya.

Beberapa dari kita menyebutnya sahabat perjalanan hidup
Sebagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan
Bagi yang romantis menyatakan kekasih hati
Teruntuk yang telah menikah mengakui bahwa Tuhan menciptakannya agar kita tidak
merasa kesepian
Sejauh mana beda dari semua itu?

Kenapa bersahabat?
Benarkah hidup terlalu keras untuk dijalani seorang diri?
Atau karena kita ingin menumpahkan rasa sayang dan cinta yang ada dalam hati?
Mungkinkah karena kita memiliki sesuatu yang sejalan hingga kita menyamakan orang
lain dengan apa yang kita rasakan?

Sungguh! Betapa sulit mencari sahabat diwaktu kita tengah kesusahan
Dan benarlah betapa mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam kegembiraan kita

Memang....kita semua begitu tidak menyukai penderitaan, meski kita tahu tidaklah
mungkin bisa lepas darinya
Meski kita semua tahu hidup hanyalah ritme bergantian antara kesedihan dan kesenangan
Walau kita sadar kebahagiaan hanya milik orang-orang yang pernah menderita dahulu
Dan tiap orang pastilah punya arti sendiri dalam memaknai penderitaan dan kebahagiaan

Siapa yang kau anggap sahabat?
Apakah seseorang yang tiada pernah menyakitimu?
Mungkinkah seseorang yang tidak akan pernah meninggalkanmu?
Betulkah seseorang yang kamu memutuskan untuk mempercayainya?
Atau seseorang yang tidak pernah mengatakan kebaikannya padamu?

Seumpama kita bisa mendengar hati orang lain dan memang benar mau mendengar?
Tak pernah ada yang mempunyai cita-cita untuk jadi orang jahat dan hidup tidak
berbahagia
Seandainya kita bisa melihat dan memang benar mau melihat?
Ketika seseorang tengah tertidur pulas Kita akan bisa untuk lebih berfikir beberapa
kali sebelum berani sekedar berprangsangka keji apalagi untuk menyakitinya.. Tetapi
kenapa itu terkadang terpaksa harus?

Disaat kita tiba-tiba merasa peduli dengan seseorang, kita seolah bisa merasakan apa
yang sedang menjadi bebannya dan kita ingin meringankannya
Namun terkadang kita sangat acuh kepada seseorang yang benar-benar membutuhkan kita

Apa yang kita cari?
Untuk siapa dan untuk apa kita di ciptakan didunia ini?
Apa beda kita dengan orang lain?

Sedalam kelemahan kita harusnya kita lebih sering berkata "maaf" dibanding "aku'
jika kita memang manganggapnya sahabat
Setinggi keinginan kita harusnya kita lebih berbahagia berkata "aku tidak mau
merepotkanmu" dibanding "mengertilah diriku" jika kita telah mengerti bahwa dia
sahabat kita

Membayangkan kita berbahagia sendiri sedang sahabat-sahabat kita kesusahan haruskah
kita makan dan tidur dengan tenang?
Mungkin lebih baik semua sahabat telah berbahagia dan kita turut berbahagia meski
itu harus berbohong demi perasaan itu
Karena surga masih terlalu luas untuk semua ini, kenapa tidak berbagi?

Bertahanlah, karena sahabatmu adalah semua yang pernah hadir dalam hatimu
Berterimakasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah membentukmu hingga kamu menjadi
seperti sekarang ini
Bersiaplah, karena kamu akan masih kehilangan banyak sahabat untuk menemukan
sahabat-sahabat baru sepanjang perjalannan hidupmu.

Dan berdo'alah semoga semua sahabat bisa berkumpul bersama di surga nanti......

Coba Dengarkan Cinta

Manusia memang makhluk rumit. Dan suka aneh sendiri.
Hal-hal yang pingin kita omongin, atau yang harus kita bilang, justru malah
nggak pernah kita ungkap. Parahnya lagi, kita terbiasa pake simbol-simbol atau
kata-kata lain buat nunjukin arti sebenernya.
Walhasil, seringnya maksud kita itu jadi nggak terkomunikasikan dan bikin
orang lain ngerasa bete, nggak disayang, nggak dihargai.

Iya sih, ada saat-saat kita ngerasa nggak nyaman mengekspresikan cinta yang
kita rasa. Karena takut mempermalukan orang lain, atau diri kita sendiri, kita ragu
buat bilang, "I love you". Jadinya, kita menyampaikan perasaan itu lewat
kata-kata yang lain; "jaga diri baik-baik", "belajar yang bener", "hati-hati di
jalan", "jangan ngebut", "jangan lupa makan".
Tapi, sebenernya, itu cuma opsi-opsi lain dari perkataan yang sesungguhnya;
"saya sayang kamu", "saya peduli sama kamu", "kamu sangat berarti buat
saya", "saya nggak mau kamu terluka".

So, nggak ada salahnya kita coba MENDENGARKAN CINTA lewat kalimat-kalimat
yang dikatakan orang lain. Ungkapan eksplisit itu penting,tapi bagaimana kita
mengungkapkannya bisa jadi jauh lebih penting. Setiap pelukan bermakna cinta meski
kata-kata yang keluar sangat berbeda. Setiap perhatian yang diberikan orang lain
menyimpan cinta walau bentuknya kaku, atau mungkin kasar.
Yang pasti, kita harus mencari dan mendengar cinta yang ada di baliknya.

Seorang ibu bisa ngomelin anaknya karena nilai rapot atau kamar yang
berantakan. Si anak mungkin hanya mendengar omelannya. Tapi kalo dia
bener-bener MENDENGAR, dia bakal mendapatkan cinta di sana.
Kepedulian dan cinta ibunya muncul dalam bentuk omelan. Tapi gimana pun
juga, itu adalah cinta. Seorang gadis pulang larut malam, dan akhirnya dapet kuliah
gratis dari bokapnya. Gadis itu cuma nangkep kemarahan sang bokap. Tapi kalo dia
mencoba untuk MENDENGARKAN CINTA, dia bakal menemukannya. "Kamu gimana sih, Papa
jadi khawatir sama kamu," kata bokapnya.
Tau nggak, itu sama aja dengan "Papa sayang dan peduli sama kamu. Kamu
sangat berarti buat Papa" yang sayangnya, nggak tersampaikan dengan lisan.

Kita mengungkapkan cinta dalam banyak cara--hadiah ulang tahun, esan-pesan
kecil, dengan senyuman, dengan air mata.
Cinta nggak hanya da dalam kata-kata, tapi juga dalam diam. Dan seringkali
kita enunjukkan cinta dengan memaafkan orang yang nggak mau mendengar cinta
ang kita sampaikan.

Masalah dalam "mendengarkan cinta" adalah kesulitan an keterbatasan kita
untuk mengerti bahasa cinta yang dipakai orang lain. Yang kerap terjadi,
kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar kata-kata, tapi kita
nggak mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang mengiringi
kata-kata itu. Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal negatif, penolakan,
kesalahpahaman dan mengabaikan cinta yang menjadi dasarnya.

Dengerin deh, cinta-cinta yang ada di sekitar kita. Kalo kita bener-bener
berusaha mendengarkan, kita bakal temui bahwa kita sebenarnya memang
dicintai. Mendengarkan cinta bisa membuat kita sadar bahwa dunia ini adalah
tempat yang begitu indah.

Cinta adalah anugerah.
Membuat kita tertawa.
Membuat kita bernyanyi.
Membuat kita sedih.
Membuat kita menangis.
Membuat kita bertanya "kenapa?"
Membuat kita menerima.
Membuat kita memberi.
Dan yang paling penting, membuat kita hidup.

Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting;
kita nggak perlu merasa kesepian meski kita sedang sendiri. Sendiri itu
perlu, lho. Dan itu jangan sampe membuat kita jadi
kesepian. Yang jadi masalah bukan berada bersama seseorang, tetapi berada
untuk seseorang.

Jangan pernah ragu nyatakan cinta. Jujurlah dengan apa yang kita rasa dan
katakan. Nggak ada ruginya mengekspresikan diri. Ambil kesempatan untuk
mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia buat kita. Lakukan, buat
perubahan, hindari
penyesalan.

Satu lagi, tetaplah dekat dengan kawan dan keluarga, karena mereka udah
berjasa membangun diri kita yang sekarang. Cinta memang ada untuk
ditebarkan. Dan saat cinta yang kita berikan diterima, atau dibalas, itulah saat
hidup menjadi penuh makna.

Kue Dari Tuhan

Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti
yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan
pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota.

Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau
mencicipinya, dengan senang hati dia berkata, "Tentu saja, I love your cake."
"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan. "Yaiks," ujar anaknya.
"Bagaimana dgn telur mentah ?"
"You're kidding me, Mom."
"Mau coba tepung terigu atau baking soda ?"
"Mom, semua itu menjijikkan."
Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika
dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses
yang benar, akan menjadi kue yang enak."

Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Seringkali kita bertanya kenapa Dia
membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi
Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dgn
rancanganNya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya.
Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita.

Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan bunga setiap musim
semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan
mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap
tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.

Kisah Bunga Mawar

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia
ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop
kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar
itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan
pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini
dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon
itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar
terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah
tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya
belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan
hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab
tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia
menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya
bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan
mawar-mawar miliknya.

Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, "Mengapa dari bunga seindah ini,
tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku
untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku
terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah
pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku
berdarah karena duri-duri penganggu ini."

Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar
miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap
pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu.
Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun
yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya,
sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.

Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu
ada 'mawar' yang tertanam. Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk
dirawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita.
Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada
tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat "duri" yang tumbuh.
Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan
berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa
dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya
hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk
menyirami" hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali
kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.

Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar
yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu.
Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak
kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang kadang harus
menunjukannya.

Jika kita bisa menemukan "mawar-mawar" indah yang tumbuh dalam jiwa itu,
kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu
untuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus merekah hingga
berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah
tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa
kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan
diri kita tentang mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.

Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang
ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan
keruwetan hati. Mari, kita temukan "mawar-mawar" ketenangan, kebahagiaan,
kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga
berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus
asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah
itu membuat kita bersedih nestapa.

Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya
memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang
teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi
bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap
orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan
mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita
dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan
menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.

Sabtu, 13 September 2008

Tentang Seseorang..

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku...
Kulari ke pantai kemudian teriakku...
Sepi...Sepi dan sendiri aku benci

Ingin bingar aku mau dipasar...
Bosan aku dengan penat
Enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri...

Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera ?
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai ?

Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri

Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri

Jadwal Shalat